MAKALAH TENTANG KALIMAT IKHTISHASH DAN ISTIGHAL DAN CARA MENGI'RABNYA
IKHTISHASH
DAN ISTIGHAL
Makalah
Disusun
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memenuhi Tugas
Mata
Kuliah : Qiroatul Kutub II
Dosen
: Hermanto,SS
Disusun
Oleh :
Wydiawati
Nim
: 6571010114088
SEKOLAH
TINGGI ILMU TARBIYAH ( STIT )
OTTO
ISKANDAR DINATA
TANGERANG
SELATAN
2016/2017


Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan rahmat dan segalanya, kemudian shalawat beserta salam masih tetap beralir pada junjungan kita Nabi Muhammad SAW. Dimana beliau merupakan lentera atas segala dimensi kegelapan. Sehingga telah memberikan ruang keterbukaan bagi kita dalam memasuki pintu-pintu keilmuan. Sebagaima kita dapat mengenal ilmu nahwu_Bab Maf’ul Ma’ah__dalam hal ini merupakan tugas yang disusun dalam rangka memenuhi tugas harian.
Selanjutnya, tak ada apapun
dalam perjalanannya yang tak lepas dari sekecil dan sedikit dari yang namanya
kesulitan, hambatan, rintangan, dsb. Seperti pula dalam penulisan / penyusunan
makalah ini. Dan oleh sebab itu, beribu terima kasih kami haturkan kepada
segala pihak yang telah berpartisipasi dalam rangka penyusunan makalah
sederhana ini.
Besar harapan kami adalah
semoga dapat memberikan manfaat bagi siapa saja dalam rangka berbagi kebaikan.
Dan tak lupa, kritik konstruktif selalu kami harapkan sebagai salah satu bahan
evaluasi dalam penyempurnaan selanjutnya.
Serpong,29 Januari 2017
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................... i
DAFTAR ISI......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................... 1
1.3 Tujuan
Penulisan...................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1.
Kalimat Ikhtishash.................................................................................. 3
2.2
Kalimat Istighatsah.................................................................................. 5
BAB
III KESIMPULAN
3.1.
Kesimpulan............................................................................................. 7
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................... 8
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Ilmu nahwu dan shorof merupakan ilmu yang paling penting untuk dipelajari dan di fahami bagi kaum muslim, sebab jika seorang muslim tidak bisa memahami kedua ilmu ini akan sulit untuk membaca kitab al-Qur’an,kitab kuning dan akan sulit untuk berbicara bahasa arab.
Mempelajari ilmu nahwu dan shorof merupakan suatu kewajiban bagi setiap muslim yang menganggap Al-Qur’an adalah pedomannya karena Al-Qur’an diturunkan berbentuk bahasa arab yang tidak ada harkatnya.
Sebenarnya belajar bahasa arab itu lebih mudah dibandingkan belajar bahasa-bahasa ynag lainya,namun kenyataannya di kalangan masyarakat pada zaman sekarang ini belajar bahasa arab itu sulit sekali terutama masih banyak orang muslim ynag belum bisa baca al-Qur’an.
Pada pondok pesantren ,di manapun mewajibkan para santrinya untuk bisa membaca Al-Qur’an dan memahami Ilmu nahwu dan Shorof.
B. Rumusan Masalah
1. Memahami kalimat IKHTISHASH dan Mengi’robnya
2. Mengetahui kalimat ISTIGHAL
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui Pengertian IKHTISHASH dan Mengi’robnya
2. Mengetahui Pengertian ISTIGHAL
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Kalimat Ikhtishash
Kalimat Ikhtishash adalah kalimat yang di sebutkan pada isim zhahir,biasanya setelah dhamir mutakalim ( mufrad atau jama ) dan menerangkan maksud dari dhamir tersebut.
Contoh :
اَنَا - اَلطٌالِبُ – اِتَّلَقَي اْلعِلْمَ
Aku – pelajar – menuntut ilmu
نَحْنُ – اَلْجُنُوْدُ – نُدَافِعُ عَنِ اْلوَ طَنْ
Kami – para tentara - membela tanah air
لَنَا – مَعْشَرَ اْلعَرَبِ – مجد قَدِيمْ
Kami – orang arab – mempunyai keseriusan sejak dulu
Ikhtishash itu seperti “ nida “ tanpa ‘ yaa “( tanpa huruf nida ), contoh “ Ayyuhal fataa” setelah bekas lafazh ‘ Urjuuniy ‘ ( Urjuuniy ayyuhal – fataa mengharaplah kalian kepadaku seorang pemuda.
Pengertian ikhtishash secara bahasa adalah Isim Masdar dari Fi’il Madhi, ikhtishash ( mengkhususkan ),contoh :
اِخْتَصَّ فُلَانٌ فُلَانًا بِاِمْرِاءٍ
Fulan menghususi Fulan dengan suatu perkara
Pengertian ikhtishash menurut istilah Nahwu adalah Mengkhususkan / meringkaskan hukum dhamir selain ghaib dan sesudahnya ada Isim Zhahir Ma’rifat yang menjadi makna dari isim Dhamir tersebut.
contohnya
نَحْنُ- اْلمُسْلِمِينَ- خَيْرُ اُمَةٍ اُخْرِ جَتْ للِنَّاسِ
Kami – orang-orang Muslin – adalah umat terbaik yang di lahirkan untuk manusia.
Jadi penjelasan dari definisi tersebut :
Menghususkan hukum yang pada dhomir = Meringkas pengertian dhamir atas suatu hukum.
Dhamir selain ghaib = Umumnya dhamir mutakalim,atau dhamir Mukhatab tapi jarang
Sesudahnya ada isim zhahir Ma’rifat = Yakni ma’rifat sebab idhofah atau menyandang ‘Al’.
Isim yang menjelaskan maksud dhamir (اَلطَّالِبُ الْجُنُوْدِ dan مَعْشَرَ اْلعَرَبِ pada contoh di atas ) di namakan makhshush dan selalu manshub sebagai maf’ul bih bagi fi’il yang wajib dihapus tersiratnya اَخَصُّ
Catatan :
Terkadang isim yang dikhususkan adalah lafadz (أَيُّهَا atau اَيَّتُهَا ) setelahnya isim zhahir marfu’ lafadz ( اي atau ايت ) di I’rabnya sebagai makhshush mabni atas dhammah pada posisi nashab dan isim setelahnya sebagai na’at marfu.
Contoh :
اِنَّنَا – اَيُّهَا الْاِ طِّبَاءْ – نُعَالِجُ اْلمَرْ ضَى
Kami – para dokter – mengobati para pasien.
(اي : Makhshush mabni atas dhammah pada posisi nashab, ها : tambahan – اَلْاِطِّبَاءْ : Na’at marfu’dengan dhammah ).
2.2 ISTIGHATSAH
Kalimat istighatsah adalah salah satu kalimat nida ‘yang digunakan untuk meminta jalan keluar dari kesusahan.
Apabila isim munada dibuat istighatsah maka ia dijarkan oleh lam istighatsah yang berharakat fathah. ‘Yaa lal-murtadhaa’ ( tolonglah wahai orang yang diridhoi Allah )
Fathahkan juga lam istighasah yang menyertai ma’thufnya jika kamu mengulang kata ‘yaa’, selain dari pada itu ( tanpa mengulang yaa pada ma’thuf ) maka gunakanlah lam istighatsah yang berharkat kasrah
Jadi istighatsah ( minta tolong ): termasuk salah satu jenis nida ( panggilan/kata seru ) yaitu menyeru pihak kedua agar membebaskan dari hal yang tidak di inginkan yang telah terjadi,atau menyerunya untuk menolak dari suatu yang tidak diinginkan agar tidak terjadi.perangkat istighatsah menggunakan kata ‘yaa’.
Contoh istighatsah minta tolong untuk hal yang terjadi :
يَا لِلنَّاسِ لِلْغَرِيْقِ
Wahai manusia,tolonglah orang yang tenggelam
Contoh istighatsah minta tolong menolak hal yang tidak diinginkan agar tidak terjadi:
يَا لَلْحَرَاسِ لِلْاِعْدَاءِ
Wahai pengawal,tolong awasi musuh-musuh
Kalimat istighatsah tersusun dari 3 rukun :
1. Harus menggunakan huruf nida’yaa’bukan yang lain
2. Isim menjadi mustaghats bih ( pihak kedua yang dipintai pertolongan ) dijarkan oleh lam berharkat fathah selamanya,kecuali pada mustaghat lain yang athaf pada mutstaghat pertama dengan tanpa mengulang huruf nida’yaa’.
يا لَلْعُلَمَاءِ وَلِلْمُصْلِحِيْنَ لِلشَّبَا بِ
Wahai para ulama dan aparat social, tolong lah generasi muda !
Lafazh LIL-MUSLIMINA = asalnya bukan merupakan mustaghats,karena tidak ada huruf nida’yaa’ padanya,akan tetapi ia telah diathafkan pada lafazh’ulamaa’I’maka makna istighatsah juga di kandungnya.
Apabila pada ma’thufnya mengulang kata’yaa’,maka wajib lamnya berharakat fathah,contoh :
يَالَلْوَعَاظِ وَيَالَلْخَطْبَاءِ لِظَاهِرَةِ السَّهْرِ
Hai penceramah dan muballigh, tolong peringati wanita malam !
3. Isim yang menjadi mustaghats lah ( pihak ketiga penyebab dipintainya pertolongan agar ditangani atau diberi bantuan ) di jarka oleh huruf ‘lam’ berharakat kasroh seperti pada contoh- contoh diatas, atau dijarkan oleh huruf ‘min’ seperti contoh :
يَا لَلْقَاضَى مَنْ شَاهَدَ الزَّوَرِ
Wahai hakim,tolong hindari saksi palsu
Contoh I’robnya :
يَا لَلْعُلَمَاءِ لِلْجُهَالِ
YAA = huruf nida dan istighasah
LAL – ULAMAA’I = jar dan istighotsah, ULAMAA’ majrur, jar dan Majrur berta’alluq pada YAA.
LIL – JUHHAALI = jar dan majrur juga berta’alluq pada YAA.
BAB III
KESIMPULAN
1. Kalimat Ikhtishash adalah kalimat yang di sebutkan pada isim zhahir,biasanya setelah dhamir mutakalim ( mufrad atau jama ) dan menerangkan maksud dari dhamir tersebut.
2. Ikhtishash itu seperti “ nida “ tanpa ‘ yaa “( tanpa huruf nida ), contoh “ Ayyuhal fataa” setelah bekas lafazh ‘ Urjuuniy ‘ ( Urjuuniy ayyuhal – fataa mengharaplah kalian kepadaku seorang pemuda.
3. Pengertian ikhtishash secara bahasa adalah Isim Masdar dari Fi’il Madhi, ikhtishash ( mengkhususkan )
4. Kalimat istighatsah adalah salah satu kalimat nida ‘yang digunakan untuk meminta jalan keluar dari kesusahan.
Kalimat istighatsah tersusun dari 3 rukun :
1. Harus menggunakan huruf nida’yaa’bukan yang lain
2. Isim menjadi mustaghats bih ( pihak kedua yang dipintai pertolongan ) dijarkan oleh lam berharkat fathah selamanya,kecuali pada mustaghat lain yang athaf pada mutstaghat pertama dengan tanpa mengulang huruf nida’yaa’.
يا لَلْعُلَمَاءِ وَلِلْمُصْلِحِيْنَ لِلشَّبَا بِ
Wahai para ulama dan aparat social, tolong lah generasi muda !
3. Isim yang menjadi mustaghats lah ( pihak ketiga penyebab dipintainya pertolongan agar ditangani atau diberi bantuan ) di jarka oleh huruf ‘lam’ berharakat kasroh seperti pada contoh- contoh diatas, atau dijarkan oleh huruf ‘min’
DAFTAR PUSTAKA
Abu Ahmad, Al-Mutarjim, (https://terjemahmulakos.wordpress.com)
Malik.Ibnu, Alfiyah, (http;//nahwusharaf.wordpress.com)
Nashiruddin Syaikh Al – Albani.RIYADHUS SHALIHIN.Ummul qura
Nuha Ulin M.pd.I.BUKU LENGKAP KAIDAH – KAIDAH NAHWU.Diva press
Komentar
Posting Komentar